Hal-hal yang dilakukan oleh Social Media Specialist



Setelah sekian lama tidak bercerita lewat blog, akhirnya saya bisa mengumpulkan seluruh iman saya untuk kembali menulis. Ada babak baru yang sedang saya jalani dan kali ini saya akan sharing terlebih dahulu tentang bagaimana rasanya menjadi seorang Social Media Specialist.

Pekerjaan yang mungkin lagi cukup nge-hype akhir-akhir ini. Hmm anyway, apa sih yang ada di benakmu kalau mendengar tentang Social Media Specialist?
Saya sering lho ditanya, "Kerjaanmu ngapain sih? Main sosmed? Enak dong.." bahkan sama temen se-kantor sendiri yang beda divisi. Hehe.

Katanya sih enak. Tapi, memang sih kerjaan ini tuh super fun bagi saya. Kalau ada yang bilang tugasnya Social Media Specialist itu memegang kendali atas seluruh isi jejaring sosial sebuah perusahaan, itu benar. Tapi, tentu bukan itu saja. Setiap langkah yang diambil Social Media Specialist di dunia maya sudah harus terkalkulasi secara strategis. Dari penempatan konten berbeda untuk media yang berbeda, penggunaan kata kunci yang tepat, hingga perencanaan waktu publikasi sangat dibutuhkan untuk menjamin isi postingan bisa meraih audiens sebesar-besarnya dan memberi efek yang diinginkan.

Sebelumnya, saya lupa bagaimana awalnya jadi seorang Social Media Enthusiast, dulu cita-cita saya tuh lebih ingin jadi Public Relations. Pakai baju rapih, menyapa teman-teman media, nulis press release, dan sebagainya. Tapi, tau-tau dulu pas semester 6 saya mendadak jadi Social Media Officer, memegang dan membuat konten untuk klien cafe, resto hingga BUMN. Pas pertama bikin konten, sering banget tuh dapet revisi sana sini. Tapi, sekarang saya sadar itulah yang membuat saya jadi belajar banyak hal sekaligus enggak gampang baper.

Dan, ketika sekarang saya jadi Social Media Specialist itu melalui proses yang sebenarnya tidak mudah. Mengikuti proses seleksi hingga training yang cukup challenging hingga to-do-list kerjaan yang ternyata asik sekaligus bikin cenut-cenut kepala.

Menjadi Social Media Specialist berarti kemampuan copywritingmu harus terasah. Your social media post might not required a long caption; but it has interesting, effective, persuasive and engaging. Also, careful of them grammar nazi!

Selain itu, Social Media Specialist tuh nggak boleh males sama yang namanya riset. What would your audience love to see? What's trending on Social Media? Who's the latest social media darling for your market today? This is how our stalking traits come in handy! Hal ini juga sepaket dengan analytical skill. Mulai dari metric, measurement sampai bikin report. Saya juga masih dalam proses untuk terus improve kok. Belajar dan belajar.

Then, jangan kaget juga kalau Social Media Specialist harus mengakses banyak tools serta akun media sosial. Disini organizational skill bakal teruji. Kalau saya sih kuncinya make some system and follow it.

Jadi, seru kan jadi Social Media Specialist? Sebenarnya, tulisan ini saya dedikasikan juga untuk teman-teman seperjuangan Social Media Specialist yang kadang nggak cukup waktu untuk menjelaskan bagaimana detail pekerjaannya. Apalagi.. kalau ngejelasinnya ke keluarga yang tergolong sudah berumur. :)

Komentar

Postingan Populer