Peran Pemuda dalam Mengubah Paradigma Lama Perempuan

Persoalan mengenai gender saat ini sangat menarik untuk dibicarakan dan seolah tidak ada habisnya. Isu gender inilah yang selalu menjadi batu sandungan bagi kaum perempuan untuk terus maju melangkah mengambil jalan yang sedikit extrem yang berbeda maupun sama dengan laki-laki. Perbedaan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan telah mengakibatkan adanya perbedaan gender, gender yang dimaksud sebenarnya bukan pembedaan jenis kelamin perempuan dan laki-laki namun lebih kepada pembedaan perilaku, peran dan perlakuan antara laki-laki dan perempuan yang ternyata asal muasalnya diciptakan oleh kita sendiri, melalui proses sosial dan budaya yang panjang.
Sejak kecil, orang tua secara tidak langsung telah mensosialisasikan peran laki-laki dan perempuan secara berbeda.  Contohnya seperti, anak laki-laki diminta membantu orang tua dalam hal-hal tertentu saja, diberikan kebebasan seperti tidak masalah apabila keluar malam, dan tanggung jawab rumah lebih sedikit. Sedangkan perempuan, harus membantu ibu di dapur, mencuci piring setelah makan bersama, ngepel seisi rumah, dilarang bermain dengan bebas apalagi keluar malam. Akhirnya secara tidak sengaja, perempuan seperti sudah dipersiapkan untuk menjadi ibu rumah tangga dan laki-laki bekerja menafkahi perempuan dan anak-anaknya.
Di masa sekarang ini, baik laki-laki maupun perempuan memiliki hak yang sama untuk ikut menyelesaikan berbagai masalah yang ada. Butuh perjuangan bagi kaum perempuan agar mendapat hak untuk ikut andil dalam berbagai kegiatan contohnya seperti politik, karena perempuan ingin lepas dari paradigma lama yang menganggap bahwa perempuan lemah dan tidak bisa berpikir rasional seperti laki-laki. Perempuan saat ini memang sedikit lebih mempunyai kesempatan untuk melakukan kegiatan seperti yang dilakukan laki-laki, tetapi nyatanya laki-laki tetap masih mendominasi secara global. Sebagai contoh, struktur muatan pemberitaan media massa belum secara seimbang merespons kepentingan perempuan. Pemberitaan media massa umumnya memberitakan ruang publik laki-laki. Ketika sorotan media massa pada persoalan perempuan, terkesan maknanya sebagai pelengkap pemberitaan pada hari itu. Persoalan menjadi serius ketika pemberitaan media massa menyangkut sisi seksualitas perempuan, yang mana pemberitaannya justru menjadi konsumsi laki-laki.
Peran pemuda sangatlah dibutuhkan untuk merubah paradigma lama tentang perempuan yang lemah, tidak logis dan seringkali secara langsung maupun tidak langsung di eksploitasi melalui berbagai macam cara salah satunya media massa. Disini yang dibutuhkan oleh perempuan bukan hanya diberi ruang untuk berkegiatan seperti laki-laki, namun juga mendapat kehormatan yang sama seperti yang didapat oleh laki-laki. Mengapa demikian? Karena saat ini perempuan masih selalu was-was apabila terpaksa pulang malam apalagi jika harus menggunakan transportasi umum, mereka takut laki-laki akan melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukan. Sangat berbeda dengan laki-laki yang akan merasa bebas untuk melakukan ini itu. Selain itu, perempuan sering mengalami stereotype negatif. Berbagai macam kasus perkosaan dan kekerasan seksual yang dilakukan oleh laki-laki terhadap perempuan, namun kita sering menjumpai pandangan masyarakat bahwa kesalahan itu muncul dari si korban atau perempuan yang memiliki peran terjadinya kekerasan seksual. Padahal apabila ditelaah kembali, pelakulah yang punya alasan penyebab kekerasan seksual itu bisa terjadi.
Oleh sebab itu, anak muda masa sekarang diharapkan bisa merubah dan mengatasi segala kegelisahan yang dialami oleh kaum perempuan, bukan malah justru ikut merendahkan perempuan. Karena perempuan, bukan hanya soal dapur, mengurus anak, dan seksualitas.

Komentar

Postingan Populer